Nama asli dari Hasan Al-Basri adalah Abu Sa’id
Al Hasan bin Yasar. Beliau dilahirkan oleh seorang perempuan
yang bernama Khoiroh, dan beliau adalah anak dari Yasaar, budak Zaid bin
Tsabit. tepatnya pada tahun 21 H di kota Madinah setahun setelah perang
shiffin, ada sumber lain yang menyatakan bahwa beliau lahir dua tahun sebelum
berakhirnya masa pemerintahan Khalifah Umar bin Al- Khattab. Khoiroh adalah
bekas pembantu dari Ummu Salamah yang bernama asli Hindi Binti Suhail yaitu
istri Rosullullah SAW. Sejak kecil Hasan Al-Basri sudah dalam
naungan Ummu Salamah. Bahkan ketika ibunya menghabiskan masa nifasnya Ummu
Salamah meminta untuk tinggal di rumahnya. Dan juga nama Hasan Al-Basri itupun
pemberian dari Ummu Salamah. Ummu Salamahpun terkenal dengan seorang puteri
Arab yang sempurna akhlaknya serta teguh pendiriannya. Para ahli sejarah
menguraikan bahwa Ummu Salamah paling luas pengetahuannya diantara para
istri-istri Rosullah SAW lainnya. Seiring semakin akrabnya
hubungan Hasan Al-Basri dengan keluarga Nabi, berkesempatan
untuk bersuri tauladan kepada keluarga Rosullulahdan menimba ilmu bersama
sahabat di masjid Nabawy.
Dan ketika menginjak 14
tahun, Hasan Al-Basri pindah ke kota Basrah ( Iraq ). Disinilah
kemudian beliau mulai dengan sebutan Hasan Al-Basri. Kota Basrah terkenal
dengan kota ilmu dalam daulah Islamiyyah. Banyak dari kalangan sahabat dan
tabi’in yang singgah di kota ini. Banyak orang berdatangan untuk menimba ilmu
kepada beliau. Karena perkataan serta nasehat beliau dapat menggugah hati sang
pendengar.
Kemudian pada tahun 110 H, tepatnya pada malam jum’at diawal bulan
Rajab beliau kembali ke rahmatullah pada usianya yang ke 80 tahun. Banyak
dari penduduk Basrah yang mengantarkan sampai ke pemakaman beliau. Mereka
merasa sedih serta kehilangan ulama besar, yang berbudi tinggi, soleh serta
fasih lidahnya.
- Pemikiran Tasawufnya
Dalam pengenalan Tasawuf beliau mendapatkan
ajaran tasawuf dari Huzaifah bin Al-Yaman, sehinggan ajaran itu melekat pada
dirinya sikap maupun perilaku pada kehidupan sehari-hari. Dan kemudian beliau
dikenal sebagai Ulama Sufi dan juga Zuhud. Dengan gigih dan gayanya
yang retorik, beliau mampu membawa kaum muslim pada garis agama dan
kemudian muncullah kehidupan sufistik.
Dasar pendirian yang paling utama adalah Zuhud terhadap kehidupan
dunia, sehingga ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan dunia.
Hasan Al Basri mangumpamakna dunia ini seperti
ular, terasa mulus kalau disentuh tangan, tetapi racunnya dapat mematikan. Oleh
sebab itu, dunia ini harus dijauhi dan kemegahan serta kenikmatan dunia harus
ditolak. Karena dunia bisa membuat kita berpaling dari kebenaran dan membuat
kita selalu memikirkannya.
Prinsip kedua ajaran Hasan Al basri adalah
Khauf dan Raja’, dengan pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena
berbuat dosa dan sering melalaikan perintah Allah. Merasa kekurangan dirinya
dalam mengabdi kepada Allah, timbullah rasa was was dan takut, khawatir
mendapat murka dari Allah. Dengan adanya rasa takut itu pula menjadi motivasi
tersendiri bagi seseorang untuk mempertinggi kualitas dan kadar pengabdian
kepada Allah dan sikap daja’ ini adalah mengharap akan ampunan Allah dan
karunia-NYA. Oleh karena itu prinsip-prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap
kesiapan untuk melakukan muhasabah agar selalu mamikirkan kehidupan yang hakiki
dan abadi.
- Corak Pemikiran Tasawufnya
Hasan Al Basri adalah seorang sufi angkatan
tabi’in, seorang yang sangat takwa, wara’ dan zuhud pada kehidupan dunia yang
mana dikala masanya banyak dari kalangan masyarakt khususnya dari kalangan atas
yang hidup berfoya-foya. Yang mana kezuhudan itu masih melekat ajarannya dari
para ulama-ulama lainnya pada masa sahabat. Yang mana ajran beliau masih kental
ataupun berdasarkan Al Qur’an dan Hadist nabi, untuk itu beliau termasuk
golongan Tasawuf Sunni.
- Ajaran-Ajaran Tasawufnya
Ajaran-ajaran Hasan Al-Bashri adalah anjuran kepada setiap orang
untuk senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakan seluruh
perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya Lebih jauh lagi, Hamka
mengemukakan bahwa ajaran tasawuf Hasan yaitu:
·
Perasaan
takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik dari pada rasa tentran yang
menimbulkan perasaan takut.
·
Dunia
adalah negeri tempat beramal.barang siapa bertemu dunia dengan perasaanbenci
dan zuhud, ia akan berbahagia dan memperoleh faedah darinya. Namun,barang siapa
yang bertemu dunia dengan perasaan rindu dan hatinya bertambal dengan dunia, ia
akan sengsara dan akan berhadapan dengan penderitaan yang tidak akan
ditanggungnya.”
·
“tafakur
membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untuk mengerjakannya. Menyesal
atas perbuatan jahat menyebabkan kita bermaksud untuk tidak mengulanginya lagi.
Sesuatu yang fana’ betapapun banyakya tidak akan menyamai sesuatu yang baqa
betapapun sedikitnya. Waspadalah terhadap negeri yang cepat ating dan pergi
serta penuh tipuan.”
·
“dunia
ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali ditinggalkan
mati suaminya.”
·
“orang
yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan sore hari karena berada
diantara dua perasaan takut ; takut mengenang dosa yang telah lampau dan takut
memikirkan ajal yang masih tinggal serta bahaya yang akan mengancam.”
·
“hendaklah
setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa mengancamnya, dan juga takut
akan kiamat yang hendak menagih janjinya.”Banyak duka cita didunia memperteguh
semangat amal saleh.”
Sikap tasawuf Hasan Al-Bashri senada dengan sabda Nabi yang
berbunyi:
“Orang yang selalu mengingat dosa-dosa yang pernah dilakukannya
adalah laksana yang orang duduk di bawah sebuah gunung besar yang senantiasa
merasa takut gunung itu akan menimpa dirinya”.
- Keteladanan Hasan –Basri
Hasan basri adalah seorang ulama Tabi’in yang
sangat mementingkan kehidupan akhirat. Yang patut kita teladani dari kehidupan
dari Hasan Basri adalah kezuhudtannya, ia pernah ditanyai tentang masalah
pakaian.
Pakaian apa yang paling kamu sukai? Tanya
orang-orang ” yang paling tebal, yang paling kasar, yang paling
hina menurut pandangan manusia” jawab hasan basri . Dari perkataan inilah dapat
kita pahami bahwa hasan basri sangat enggan dari dunia kemewahan apalagi
kenyamanan dan tingkah lakunya sangat menjauhkan dari pujian manusia.
Hasan Basri tidak pernah memerintah, memberikan nasihat dan
anjuran sebelum ia sendiri melakukan dengan ketulusan hatinya, karena
selayaknya seorang yang yang berdakwah dijalan tuhan harus menjadi panutan
sesama. Dan ia juga tidak pernah melakukan larangan sebelum ia sendiri menjauhkan
terlebih dahulu. Hal tersebut menujukkan bahwa hasan memang penuh ke strategis
dalam berdakwah.
Lebih dari itu Hasan Basri adalah adalah orang yang
penyabar dan penuh dengan kebijaksanaan. Hasan basri mempunyai
seorang tetangga yang beragama nasrani, diatas rumah Hasan basri oleh oleh
tetangga tersebut didirikan kamar kecil, karena rumah Hasan Basri dengannya
jadi satu atap. Setiap membuang air kecil selalu menetes ke ruang
kamar Hasan Basri, kejadian ini berlangsung bukan hanya
berjalan satu bulan atau satu tahun, melainkan 20 tahun. Akan tetapi hasan
basri tidak pernah marah-marah dan mempermasalahkannya. hasan basri tidak mau
membuat kecewa tetangganya . Karena hasan basri mengamalkan Sabda
Nabi ” barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir maka
muliakannah tetanggnya”. Bahkan Hasan Basri menyuruh kepada istinya untuk
meletakkan wadah di kamarnya supaya air kencingnya tertampung dan tidak
berceceran.
Ketika hasan basri sakit, salah satu tetangganya mengunjungi
beliau ternyata di dalam rumahnya ada wadah yang digunakan
untuk menampung kencing, setelah diperiksa wadah yang ada di dalam
kamar hasan tersebut, ternyata runtuhan air kencing
yang berasal dari atas kamar kecil yang berada di atas
rumahnya.
Setelah ditanya. Sejak kapan engkau bersabar dengan tetesan air
kencing ini? Tannya sitetangga tadi. Hasan Basrti diam
saja tidak menjawab, mungkin hasan basri tidak mau membuat tetangganya tidak
enak.
Hasan katakanlah dengan jujur sejak kapan engkau
bersabar dengan air kencing ini? Jika kau diam saja dan tidak mau
berterus terang aku akan merasa tidak enak, Tanya teangga
nasrani tadi, akhirnya dengan penuh pemaksaan, hasan basri mau menjawab juga;
selama 20 tahun ; jawab hasan basri
Mengapa engkau kok diam saja dan tidak mempermasalahkan hal ini?
Tanya tetangga tadi . akan tetapi hasan Hasan menjawab ” aku tidak ingin
mengecewakan tetangga aku, karena Nabi Muahammad SAW bersabda
“barang siapa yang berimana kepada allah dan hari akhir maka mulikanlah
tetangganya”
Ketika itu pulalah ia masuk islam berbondong-bondong
bersama keluarganya. Ternyata hasan basri penuh dengan keteladanan,
ia tidak pernah memaksa seseorang untuk masuk islam, akan tetapi yang paling
dianjurkan oleh baliau, sikap ramah, lemah lembut, penuh dengan pengertian dan
kebijaksanaan yang bisa mengantarkan ketertarikan
kepada orang yang diluar islam untuk mengikuti agama islam.
- Karamah Hasan Basri
Dikisahkan pada suatu hari ada seorang ulama ahli
tafsir yang berkenamaan abu Amr sedang
memberikan pengajiannya, tiba-tiba ada seorang pemuda
yang datang untuk mengikuti pengajiann Tersebut, Abu Amr sangat
terpesona dengan wajah pemuda tadi. Pada saat itulah apa yang dimilki
oleh abu amr yaitu ilmu Al-Qur’an telah hilang dari
ingatannya
Abu amr dengan penuh gelisah dan penyesalan
mengadu kepada kepada sang imam hasan ” setiap kata dan hurufAl-Qur’an telah
hilang dari ingtanku” hasan berkata ” sekarang ini musim haji,
pergilah ketanah suci dan tunaikanlah ibadah haji. Setelah itu pergilah ke
masjid khaif. Disana akan ada seorang yang sangat tua, janganlah engkau
langsung menemuinya, tapi tunggulah sampai keasyikan ibadahnya selesai, setelah
itu barulah engkau mohon do’a padanya.
Abu amr menuruti perkataan Hasan Basri,
setelah berhaji ditanah suci ia pergi ke khaif. ternyata disana ada seorang
lelaki tua beserta beberapa orang yang sedang mengelilinginya. tak berjarak
beberapa kian muncullah seseorang yang berbaju putih bersih datang kepada
sekumpulan orang tersebut, dan berbincang-bincang. Setalah beberapa kemudian
pergilah mereka semua, hanya tinggallah orang tua yang hanya sendirian.
Kemuadian Abu Amr menemuinya dan mengucapkan
salam. ” dengan nama allah, tolonglah diriku ini, kata abu amr sambil
mengangis, kemudian Abu Amr menerangkan tentang apa yang
terjadi pada dirinya. Seketika itu ia menengadahkan dan menundukkan
kepalanya untuk mendo’akan Abu Amr.
Abu Amr berkata ; “semua kata dan huruf
Al-Qur’an telah kuingat kembali lalu sujud terima kasih kepadanya”
Siapakah yang menyuruhmu untuk datang kepadaku?” tutur orang tua tadi. Abu
Amr menjawab; Hasan basri”.
Kalau orang-orang sudah mempunyai imam
seperti hasan mengapa masih mencari imam seperti aku? Turur orang
tua tadi. Ternyata Hasan telah membuka selubung tentang
diriku, sekarang aku akan membuka siapa Hasan basri sebenarnya.
Seorang laki-laki yang berbaju putih yang telah datang
kemari setelah shalat ashar tadi, dan orang yang pertama meninggalkan tempat
ini, ia adalah Hasan Basri. Setiap hari sesudah
shalat ashar ia datang kemari untuk berbincang-bincang denganku,
setelah selesai berbincang-bincang denganku ia segera pergi ke Basrah untuk
menunaikan shalat maghrib disana. Kalau sudah mempunyai imam seperti hasan
basri mengapa masih mencari imam seperti diriku.
- Karya-karyanya
Banyak dari buku atau kitab para ulama-ulama yang membahas tentang
kebajikan, kesuhudan serta berbagai hal yang mengarah kepada kebesaran
nama Hasan Al Basri. Yang mana berkat perjuangan beliau
berdampak kepada perubahan masyarakat Islam kepada suatu hal yang lebih baik.
Dan juga menjadi tongkat estafet bagi ulam-ulama setelah beliau dalm menerapkan
mendefinisikan sehingga sebagai pembuka jalan generasi berikutnya. Dan jarang
dari buku atau kitab para ulam-ulam yang membahas tentang karya-karya beliau.
Karena keterbatasan kemampuan, penulis belum bisa memaparkan karya-karya beliau
tapi ada ajaran beliau yang menjadi pembicaraan kaum sufi adalah:
” Anak Adam!
Dirimu, diriku! Dirimu hanya satu,
Kalau ia binasa, binasalah engkau.
Dan orang yang telah selamat tak dapat menolongmu.
Tiap-tiap nikmat yang bukan surga, adalah hina.
Dan tiap-tiap bencana yang bukan neraka adalah mudah”.
Tasawuf Sunni Karakteristik Ajaran
Pokok Dan Tokoh
Tasawwuf Sunni
A. Pengertian Tasawuf Sunni
Tasawwuf sunni ialah aliran tasaawuf
yang berusaha memadukan asapek hakekat dan syari'at, yang senantiasa memelihara
sifat kezuhudan dan mengkonsentrasikan pendekatan diri kepada allah, dengan
berusaha sungguh-sugguh berpegang teguh terhadap ajaran al-Qur'an, Sunnah dan
Shirah para sahabat.
Dalam kehidupan sehari-hari para
pengamal tasawwuf ini berusaha untuk menjauhkan drii dari hal-hal yang bersifat
keduniawian, jabatan, dan menjauhi hal-hal yang dapat mengganggu kekhusua’an
ibadahnya.
B. Latar Belakang Timbulnya Tasawuf
Sunni
Latar belakang munculnya ajaran ini tidak telepas dari pecekcokan masalah
aqidah yang melanda para ulama' fiqh dan tasawwuf lebih-lebih pada abad kelima
hijriah aliran syi'ah al-islamiyah yang berusaha untuk memngembalikan
kepemimpinan kepada keturunan Ali Bin Abi Thalib. Dimana syi’ah lebih banyak
mempengaruhi para sufi dengan doktrin bahwa imam yang ghaib akan pindah
ketangan sufi yang layak menyandang gelar waliyullah, dipihak lain para sufi
banyak yang dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme yang memunculkan corak
pemikiran taawwuf falsafi yang tentunya sangat bertentangan dengan kehidupan
para sahabat dan tabi’in. dengan ketegangan inilah muncullah sang pemadu
syari’at dan hakekat yaitu Imam Ghazali yang selalu memagari pemikirannya
dengan Al-Qur’an, Hadits dan ditambah dengan doktrin Ahlusunnah Wal jama’ah .
Pada intinya tasawuf ini sangat
menolak pendekatan kepada allah SWT dengan akal rasio, sebagaimana yang
dikatakan Harun Nasution yang mengomentari pendapat Dzun An-Nun Misri tentang
pengetahuan ( makrifat), Bahwa makrifat yang paling tertinggi ialah yang
diperoleh oleh para wali Allah ( sufi).
Pertentangan ini nampak jelas pada
perkataan Junaid Al- Baqhdati ” seandainya aku jadi hakim niscaya akan aku
penggal kepala orang yang mengatakan tidak ada yang maujud terkecuali Allah”
C. Tokoh-tokoh Tasawuf Sunni
Munculnya aliran-aliran tasawuf ini tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang
berperan di dalamnya. Begitu juga sama halnya dengan Tasawuf sunni. Diantara
sufi yang mempunyai ajaran sama dengan Tasawuf sunni ( berpegang teguh kepada
Qurdis dan shirah nabawiyah) dan menjadi tokoh tasawuf sunni adalah:
1. Hasan al-Basri.
Hasan al-Basri adalah seorang sufi angkatan tabi’in, seorang yang sangat taqwa,
wara’ dan zahid. Nama lengkapnya adalah Abu Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Hasan.
Lahir di Madinah pada tahun 21 H diantara ajarannya yang terpenting ialah
Zuhud, Khouf dan raja’
2. Rabiah Al-Adawiyah
Nama lengkapnya adalah Rabiah al-adawiyah binti ismail al Adawiyah al
Bashoriyah, juga digelari Ummu al-Khair. Ia lahir di Bashrah tahun 95 H,
disebut rabi’ah karena ia puteri ke empat dari anak-anak Ismail. Diantara
ajarannya yang terpenting ialah Konsep Mahabbah
3. Dzu Al-Nun Al-Misri
Nama lengkapnya adalah Abu al-Faidi Tsauban bin Ibrahim Dzu al-Nun al-Mishri al-Akhimini
Qibthy. Ia dilahirkan di Akhmin daerah Mesir. Ajarannya yang paling termashur
ialah makrifat sufiyah dan makrifat aqliyah
4. Abu Hamid Al-Ghazali
Tokoh yang satu ini tidak asing lagi dikalangan umat islam, Ia Masyhur di
kalangan sufi dengan ajarannya Makrifat Ahlusunnah waljama’ah
KARAKTERISTIK AJARAN POKOK DAN TOKOH
a. Karakteristik ajaran pokok para
tokoh tasawuf sunni
yaitu tasawuf yang benar-benar mengikuti Al-qur’an dan Sunnah, terikat,
bersumber, tidak keluar dari batasan-batasan keduanya, mengontrol prilaku,
lintasan hati serta pengetahuan dengan neraca keduanya. Sebagaimana ungkapan
Abu Qosim Junaidi al-Bagdadi: “Mazhab kami ini (Tasawuf) terikat dengan
dasar-dasar Al-qur’an dan Sunnah”, perkataannya lagi: “Barang siapa yang tidak
hafal (memahami) Al-qur’an dan tidak menulis (memahami) Hadits maka orang itu
tidak bisa dijadikan qudwah dalam perkara (tarbiyah tasawuf) ini, karena ilmu
kita ini terikat dengan Al-Qur’an dan Sunnah.”. Tasawuf ini diperankan oleh
kaum sufi yang mu’tadil (moderat) dalam pendapat-pendapattnya, mereka mengikat
antara tasawuf mereka dan Al-qur’an serta Sunnah dengan bentuk yang jelas.
Boleh dinilai bahwa mereka adalah orang-orang yang senantiasa menimbang tasawuf
mereka dengan neraca Syari’ah..
Tasawuf ini berawal dari zuhud,
kemudian tasawuf dan berakhir pada akhlak. Mereka adalah sebagian sufi abad
kedua, atau pertengahan abad kedua, dan setelahnya sampai abad keempat
hijriyah. Dan personal seperti Hasan Al-Bashri, Imam Abu Hanifa, al-Junaidi
al-Bagdadi, al-Qusyairi, as-Sarri as-Saqeti, al-Harowi, adalah merupakan
tokoh-tokoh sufi utama abad ini yang berjalan sesuai dengan tasawuf sunni.
Kemudian pada pertengahan abad kelima hijriyah imam Ghozali membentuknya ke
dalam format atau konsep yang sempurna, kemudian diikuti oleh pembesar syekh
Toriqoh. Akhirnya menjadi salah satu metode tarbiyah ruhiyah Ahli Sunnah wal
jamaah. Dan tasawuf tersebut menjadi sebuah ilmu yang menimpali kaidah-kaidah
praktis.
Karakteristik dari ajaran tasawuf ini
adalah
Ajarannya bener-bener menurut
al-qur’an dan sunnah,terikat dan tidak keluar dari ajaran-ajaran syariah
islamiah.
Lebih cenderung pads prilaku atau moral keagamaan dan pada pemikiran.
Banyak dikembangkan oleh kaum salaf.
Termotivasi untuk membersihkan jiwa yang lebih berorientasi pada aspek dalam
yaitu cara hidup yang lebih mengutamakan rasa,dan lebih mementingkan keagungan
tuhan dan bebas dari egoisme.
a) Adapun karakteristik ajaran para
tokoh-tokoh tasawuf ini antara lain adalah:
• Al Bashri Hasan
Karakteristik dasar pendiriannya yang paling utama adalah zuhud terhadap
kehidupan dunawi sehingga ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan duniawi.
kedua adalah al-khouf dan raja’. Dengan pengertian merasa takut kepada siksa
Allah karena berbuat dosa dan sering melalakukan perintahNya. Serta menyadari
kekurang sempurnaannya. Oleh karena itu, prinsip ajaran ini adalah mengandung
sikap kesiapan untuk melakukan mawas diri atau muhasabah agar selalu memikirkan
kehidupan yang akan dating yaitu kehidupan yang hakiki dan abadi.
• Rabiah Al Adawiyah
Karakteristik ajarannya adalah Ia merupakan orang pertama yang mengajarkan al
hubb dengan isi dan pengertian yang khas tasawuf.Cinta murni kepada Tuhan
merupakan puncak ajarannya dalam tasawuf yang pada umumnya dituangkan melalui
syair-syair dan kalimat-kalimat puitis. Bisa dikatakan, dengan al-hubb ia ingin
memandang wajah Tuhan yang ia rindu, ingin dibukakan tabir yang memisahkan
dirinya dengan Tuhan.
• Dzu Al Nun Al Misri
Karekteristik ajaran yang paling besar dan menonjol dalam dunia tasawuf adalah
sebagai peletak dasar tentang jenjang perjalanan sufi menuju Allah,yang disebut
Al maqomat. Beliau banyak memberikan petunjuk arah jalan menuju kedekatan
dengan Allah sesuai dengan Pandangan sufi.
• Abu Hamid Al-Ghazali
Inti tasawuf Al Ghazali adalah jalan menuju Allah atau ma’rifatullah. Oleh
karena itu,serial Al maqomat dan al ahwal,mpada dasarnya adalah rincian dari
metoda pencapaian
• Al-junaid
Al-Junaid dikenal dalam sejarah atsawuf sebagai seorang sufi yang banyak
membahas tentang tauhid. Al-Junaid juga menandaskan bahwa tasawuf berarti
“allah akan menyebabkan mati dari dirimu sendiri dan hidup di dalam-Nya.”
Peniadaan diri ini oleh Junaid disebut fana`, sebuah istilah yang mengingatkan
kepada ungkapan Qur`ani “segala sesuatu akan binasa kecuali wajah-Nya (QA.
55:26-27) dan hidup dalam sebutannya baqa`. Al-Junaid menganggap bahwa tasawuf
merupakan penyucian dan perjuangan kejiwaan yang tidak ada habis-habisnya.
• Al-Qusyairi An-Naisabur
Imam Al-Qusyairy pernah mengkritik para sufi aliran Syathahi yang mengungkapkan
ungkapan-ungkapan penuh kesan tentang terjadinya Hulul (penyatuan) antara
sifat-sifat kemanusiaan, khususnya sifat-sifat barunya, dengan Tuhan.
Al-Qusyairy juga mengkritik kebiasaan para sufi pada masanya yang selalu
mengenakan pakaian layaknya orang miskin. Ia menekankan kesehatan batin dengan
perpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal ini lebih disukainya daripada
penampilan lahiriah yang memberi kesan zuhud, tapi hatinya tidak demikian. Dari
sini dapat dipahami, Al-Qusyairy tidak mengharamkan kesenangan dunia, selama
hal itu tidak memalingkan manusia dari mengingat Allah. Beliau tidak sependapat
dengan para sufi yang mengharamkan sesuatu yang sebenarnya tidak diharamkan
agama.
• Al-Harawi
al-Harwi berbicara tentang maqam ketenangan (sakinah). Maqam ketenangan timbul
dari perasaan ridha yang aneh. Dia mengatakan: “peringkat ketiga (dari
peringkat-peringkat ketenangan) adalah ketenagan yang timbul dari perasaan
ridhaatas bagian yang diterimanya. Ketenangan tersebut bias mencegah ucapan aneh
yang menyesatkan ; dan membuat orang yang mencapainya tegak pada batas
tingkatannya. “yang dimaksud dengan ucapan yang menyesatkan itu adalah seperti
ungkapan-ungkapan yang diriwayatkan dari Abu yazid dan lain-lain. Tasawwuf
Sunni